Senin, 10 Juli 2017

Ada Korban Kedua Selain Pakar IT Hermansyah


Jakarta - Hermansyah diketahui tampil di ILC yang kapasitasnya sebagai ahli IT dalam kasus Chat Sex yang melibatkan Rizieq Shihab dan Firza Husein beberapa waktu yang lalu.

Lantaran Rizieq Shihab merilis komentar pada gerakanrakyat.com yang menyatakan "Musibah yang menimpa bapak Hermansyah adalah bagian daripada upaya-upaya musuh kita untuk menghancurkan segala rencana-rencana bagus mereka, yaitu Rekonsiliasi", Ujar Rizieq, Senin (10/7/17).

Tidak lama dari kejadian itu beredar berita yang menyudutkan Polri di media sosial, senada dengan pernyataan Ahli Psikologi Forensik Reza Indra Giri di TvOne "Dalam tempo yang singkat beredar "HOAX" di media sosial yang massive dan terstuktur menyudutkan Polri, Reza mneyebutnya "Polisi Sebagai Korban Kedua", Selasa (11/7/17).

Upaya ini tiada lain untuk mendelegitimasi polisi supaya jauh dari masyarakat dan dianggap tidak mampu bekerja menciptakan kamtibmas dan sebagai upaya memunculkan ketidakpercayaan kepada hukum, karena beredar juga HOAX di media sosial yang menyudutkan pimpinan Polri dalam kasus ini.

Bisa juga dikatakan telah terjadi deliberasi hukum dimana hukum sendiri ditarik keranah sosial dan diperdebatkan sehingga memunculkan fenomena masyarakat untuk menuntut social juctice bukan legal justice, dengan kata lain membentuk stigma negatif kepercayaan masyarakat terhadap hukum.

Memang polisi menjadi korban kedua bukan hanya dalam kasus Hermansyah, namun beberapa kasus sebelumnya seperti Bom Kampung Melayu dan Lone Wolf Terorism di Masjid Falatehan, dalam tempo singkat beredar berita HOAX bahwa kejadian tersebut adalah rekayasa polisi.

Selain itu, munculnya isu "Kriminalisasi Ulama" turut mewarnai wajah polisi di tahun 2017 ini, istilah kriminalisasi tersebut sangat menyudutkan Polri, sekaligus Polri menjadi korban kedua untuk kesekian kalinya, padahal Polri hanya melaksanakan penegakkan hukum atas pelaporan yang ada.

Fenomena ini menjadi sesuatu hal yang baru di Indonesia, dimana polisi selalu menjadi korban, dalam hal ini adalah korban kedua, sehingga menjadi suatu langkah yang bijak bagi kita semua untuk menyaring informasi atau berita dari media sosial yang selalu menyudutkan Polri, karena sesungguhnya media sosial adalah ruang yang anarkhis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar